Sabtu, 12 Januari 2013

Peran Pemasaran dalam Bisnis Asuransi


Pemasaran  merupakan  bagian  yang  sangat  penting  untuk  berkembangnya suatu perusahaan, sebab dari kegiatan pemasaran diharapkan akan dihasilkan laba sebagai penunjang operasional perusahaan. Bidang ini berhubungan secara langsung dengan konsumen sehingga harus memiliki strategi dan langkah kerja yang tepat untuk mendapatkan konsumen sesuai dengan yang diharapkan.
Kotler dan Amstrong (2000) menyatakan bahwa “Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok dalam memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka, dengan cara membuat dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain”.
Untuk  memahami  pengertian  pemasaran,  perlu  dipahami  terlebih  dahulu konsep-konsep inti seperti : kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan, serta pasar. Pemahaman ini perlu sebab  kata-kata  tersebut  memiliki  pengertian  khusus  sesuai  dengan kebutuhan pemasaran sbb. :
a. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Konsep  paling  mendasar  yang  melandasi  pemasaran  adalah  kebutuhan. Kebutuhan  adalah  perasaan  kekurangan.  Menurut  Abraham  Maslow,  kebutuhan memiliki lima tingkatan, mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Kebutuhan-kebutuhan  tersebut  adalah :  kebutuhan  fisiologis,  kebutuhan  akan  rasa  aman, kebutuhan sosial, kebutuhan terhadap penghargaan atau kebanggaan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan atau mengekspresikan diri.
Keinginan  adalah  hasrat  terhadap  sesuatu  untuk  memenuhi  kebutuhan. Keinginan  dipengaruhi  oleh  latarbelakang  budaya  dan  karakteristik  individu seseorang. Manusia memiliki keinginan yang tidak terbatas. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha untuk memperoleh keinginanyang optimal dengan sumber daya yang ada. Keinginan yang disertai daya beli yang cukup dinamakan permintaan.
b. Pasar
Pasar adalah sekumpulan pembeli aktual dan pembeli potensial terhadap suatu produk. Ada beberapa ketentuan untuk menyatakan bahwa sekumpulan orang adalah pasar, yaitu :
1. Memiliki kebutuhan dan keinginan terhadap produk tertentu.
2. Memiliki kemampuan untuk membeli produk tersebut.
3. Memiliki kemauan untuk membelanjakan uangnya.
4. Memiliki kesempatan membeli produk tersebut.
c. Nilai dan Kepuasan
Nilai dari suatu produk adalah manfaat total produk. Nilai tersebut dapat dihitung, baik dengan uang maupun dengan produk lain. Karena banyaknya pilihan, namun sumber daya terbatas, seseorang akan memilih produk yang memberikan kepuasan total optimal. Kepuasan adalah pernyataan perasaan   setelah membandingkan harapan terhadap produk sebelum membeli dan kenyataan yang dialami setelah menggunakan atau mengkonsumsi produk.
d. Pertukaran, Transaksi, dan Kemitraan
Pertukaran  adalah  tindakan  untuk  memperoleh  sesuatu  yang  diinginkan dengan menawarkan sesuatu yang bernilai sebagai imbalannya. Transaksi adalah kelanjutan dari pertukaran. Kalau pertukaran merupakan proses untuk memperoleh produk dengan menawarkan produk dan nilai, maka transaksi berisikan transfer nilai antara suatu pihak dan pihak lain. Banyak perusahaan yang melandasi transaksi dalam suatu kemitraan. Artinya, kedua pihak tidak selalu bernegosiasi setiap kali akan melakukan transaksi, akan tetapi transaksi dibangun berlandaskan kemitraan yang saling menguntungkan.
e. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk  memenuhi kebutuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk memiliki konteks yang  luas,  karena  apa  saja  yang  bias ditawarkan  ke  dalam  pasar,  yang  dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dapat dikategorikan sebagai produk.

Seiring dengan globalisasi dan pasar bebas, dunia perdagangan (pemasaran) secara  otomatis  akan  dihadapkan  pada  persaingan  yang  sangat  ketat.  Selain  itu kondisi pasar juga semakin terpecah-pecah, daur hidup produk semakin pendek, dan adanya perubahan perilaku konsumen membuat peran pemasaran semakin penting. Lingkungan bisnis yang sangat ketat persaingannya dewasa ini, membuat konsumen memiliki peluang yang luas untuk mendapatkan produk atau jasa dengan sederet pilihan sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Oleh karena itu, konsentrasi pemasaran tidak lagi sekedar bagaimana produk atau jasa tersebut sampai kepada pelanggan tetapi lebih fokus kepada apakah produk atau jasa tersebut telah dapat memenuhi permintaan pelanggan.
Salah satu alternatif pendekatan yang saat ini mulai banyak digunakan oleh perusahaan atau organisasi adalah pemasaran relasional, yaitu prinsip pemasaran yang menekankan dan berusaha untuk menarik dan menjaga hubungan baik jangka panjang dengan pelanggan, suplier maupun distributor. Pemasaran relasional dalam ilmu pemasaran relatif baru dan jarang dilakukan penelitian, mengenai pendekatan
tersebut. Strategi pemasaran yang selama ini banyak digunakan adalah pemasaran transaksional  dimana  perusahaan  atau  organisasi  lebih  banyak  menggunakan pemasaran yang ditekankan pada pemasaran langsung yaitu melalui katalog, iklan, penjualan langsung, dan lain-lain. Pada tahun 1980-an perusahaan atau organisasi mulai menggunakan strategi pemasaran relasional.
Pemasaran  relasional  digambarkan  oleh  beberapa  peneliti  sebagai  ikatan jangka  panjang  antara dua  pihak.  Ikatan  tersebut  dapat  berupa  ikatan  antara perusahaan dengan pelanggan. Dalam industri di sektor jasa pendekatan pemasaran relasional ini cocok digunakan pada strategi pemasarannya, hal ini sesuai dengan sifat dari jasa itu sendiri. Pemasaran relasional sendiri dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, salah satu ada bentuk yang menggunakan 4 (empat) variabel yang mencakup variabel komitmen, empati, timbal balik, dan kepercayaan. Komitmen merupakan usaha yang dilakukan  perusahaan  atau organisasi untuk menciptakan komitmen antara pelanggan dengan perusahaan atau organisasi dan usaha untuk membangun hubungan yang erat dengan pelanggan.
Empati adalah sebuah pendekatan dengan memahami pelanggan secara baik melalui kemampuan untuk menangkap atau memahami sudut pandang orang lain. Timbal balik adalah satu dimensi pemasaran relasional yang menyebabkan salah satu pihak memberikan variabel timbali balik atau mengembalikan atas apa yang telah didapat atau memberikan sepadan dengan apa yang diterimanya.
Kepercayaan dalam pemasaran jasa lebih menekankan pada sikap individu yang mengacu pada keyakinan pelanggan atas kualitas dan keandalan jasa yang diterimanya.
Berdasarkan  studi  pendahuluan  yang  dilakukan  terhadap  pemegang  polis asuransi  jiwa  apa  alasan  mereka memilih untuk menjadi pemegang polis lebih didasarkan pada faktor kepercayaan. Namun pada penelitian ini peneliti juga ingin mengetahui apakah faktor komitmen, empati, dan timbal balik menjadi faktor penentu bagi pemegang polis dalam memilih jenis asuransi.
Struktur ekonomi Indonesia lebih dari 30 tahun telah mengalami perubahan yang cukup berarti. Perubahan ini antara lain ditandai dengan perubahan yang berarti dari penekanan perekonomian dari sektor manufaktur berkembang ke arah sektor jasa. Salah satu sektor jasa yang berperan akhir-akhir ini seirama dengan perkembangan ekonomi modern, dan ditambah lagi untuk negara-negara yang tingkat kestabilannya kadang tidak menentu adalah industri jasa asuransi.
Industri asuransi merupakan potensi sumber daya dan sumber dana dalam negeri yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan manufaktur dan perkembangan industri perbankan yang berjalan cukup pesat. Padahal industri asuransi dengan segala  aspek  dan  bentuknya  sangat  luas pengaruhnya terhadap aktivitas perekonomian pada umumnya. Karena selain sebagai penghimpun sekaligus pengerah dana masyarakat melalui akumulasi premi yang diinvestasikan di berbagai aktivitas perekonomian guna menunjang pembangunan dan merupakan lembaga yang memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat juga merupakan objek bagi pemasukan keuangan negara.
Berdasarkan situasi dan kondisi perekonomian Indonesia saat ini maka prospek dan perkembangan industri asuransi di Indonesia akan semakin besar dalam menjawab tuntutan yang ada, agar industri asuransi dapat bersaing dengan industri-industri lainnya maka diperlukan suatu strategi pemasaran yang baik. Dikarenakan asuransi merupakan termasuk dalam salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa, maka  salah  satu  pendekatan  yang  cocok  digunakan  untuk  mencapai  kepuasan pelanggan yaitu dengan strategi pemasaran relasional.
Hubungan antara pemasaran relasional dengan kepuasan pelanggan adalah bahwa kepuasan konsumen secara total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu, namun upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan berbagai strategi. Adapun strategi yang dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan, diantaranya yaitu pemasaran relasional.
Persaingan yang terjadi di industri jasa asuransi pada saat ini sangat kompetitif untuk meraih pelanggan. Penetrasi pasar asuransi di Indonesia masih rendah yaitu baru sekitar 5%, sehingga perusahaan asuransi di Indonesia mempunyai ruang gerak yang besar untuk melakukan ekspansi. Hal ini sangat berbeda jauh sekali dengan negara Singapura yang penetrasi pasarnya telah mencapai 70%. Pangsa pasar asuransi di Indonesia sangatlah besar dan sementara ini hanya dikuasai oleh sekitar
40 perusahaan. Fakta lainnya adalah masyarakat Indonesia belum mengerti dengan
baik makna dan manfaat asuransi sehingga produk-produk asuransi saat ini harus dijual, bukannya orang yang mencari produk asuransi seperti yang terjadi di negara-negara maju.
Salah  satu  jenis  asuransi  yang  cukup  banyak  dimiliki  oleh  masyarakat Indonesia adalah asuransi jiwa. Namun secara umum, kebutuhan akan asuransi jiwa di Indonesia belum seperti di negara-negara maju. Bahkan jika dibandingkan dengan Singapura atau Filiphina, perkembangan industri jiwa di Indonesia dapat dikatakan lambat (Bumiputera News, 2006).
Agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asuransi lainnya, maka diperlukan suatu strategi pemasaran yang baik. Salah satu alternatif strategi yang dapat digunakan untuk menarik dan menjaga hubungan baik jangka panjang serta mampu memberikan kepuasan pemegang polisnya adalah dengan menerapkan strategi pemasaran relasional.

Kinerja tenaga penjual memiliki peran penting di dalam perusahaan sehingga banyak peneliti bidang manajemen pemasaran yang mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang berdampak pada peningkatan kinerja tenaga penjual (Corner, 1991 dalam Ellis dan Raymond, 1993, p.17; Skiner, 2000, p.37). Berkaitan dengan tenaga penjual, Walker et al. (1979 dalam Baldauf dan Cravens, 2002, p.1370) memberikan definisi mengenai tenaga penjual yaitu konsekuensi dari upaya yang dilakukan oleh tenaga penjual disamping faktor-faktor lain, yaitu faktor organisasional dan perubahan lingkungan eksternal. Secara sederhana, kinerja tenaga penjual merupakan akumulasi hasil yang diperoleh tenaga penjual secara individu dalam perusahaan. Tenaga penjual disimpulkan memiliki kinerja yang unggul bila target yang ditetapkan oleh perusahaan tercapai, misalnya jumlah produk yang terjual mengalami peningkatan.
Sementara itu, Baker (1999, p.103) mengatakan bahwa kinerja tenaga penjual memiliki peran yang penting karena akan berdampak pada penciptaan keunggulan bersaing melalui pencapaian tujuan perusahaan, yaitu (1) peningkatan volume penjualan, (2) peningkatan profitabilitas dan (3) peningkatan kepuasan pelanggan. Simpulan dari penelitian Baker (1999, p.103) dapat dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara kinerja tenaga penjualan dengan kinerja pemasaran karena tujuan-tujuan yang disebutkan di atas merupakan bagian atau indikator dari kinerja pemasaran.
Kinerja tenaga penjual dalam mengkomunikasikan keunggulan produk kepada konsumen sangatlah penting. Oleh karena itu, perlu ditelusuri faktor-faktor yang akan berdampak pada peningkatan kinerja tenaga penjual (Keillor et al., 1999, p.111). Dengan meningkatkan kinerja tenaga penjual maka kinerja pemasaran akan meningkat pula.
Penelitian terdahulu, misalnya Walker et al. (1979 dalam Plank dan Reid, 1994, p. 45) dan Baker (1999, p.100) menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja tenaga penjual maka perusahaan perlu memperhatikan faktor personal, organisasional dan lingkungan. Tetapi didalam prakteknya, penelitian-penelitian terdahulu menggunakan dimensi-dimensi yang berbeda sebagai proksi dari faktor personal, organisasional dan lingkungan. Disamping itu juga, hasil penelitian berkenaan kinerja tenaga penjual memberikan bukti yang inkonsisten, seperti penelitian Walker, Churchill dan Ford (1977 dalam Rentz et al., 1999, p.13) dengan Baker (1999, p.100).

Berdasarkan teori dan penjelasan tersebut di atas serta pengalaman yang saya miliki di industri asuransi di Indonesia, saya (Kamaruzaman) berpendapat bahwa peranan pemasaran pada industri / bisnis asuransi sangatlah penting. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia tidak banyak yang berasuransi, baik karena alasan tidak mempunyai penghasilan yang cukup, ataupun memang tidak mau karena menganggap asuransi adalah bisnis tukang tipu (di mana dalam konteks asuransi konvensional, seperti asuransi properti maupun asuransi kendaraan bermotor, premi selalu ditagih disetiap tahunnya, tetapi dalam prakteknya tidak ada istilah pengembalian premi kepada nasabah apabila tidak terjadi klaim selama periode polis asuransi), atau karena banyak orang / masyarakat yang tidak mengerti secara menyeluruh tentang asuransi, baik mengerti apa yang dimaksud dengan asuransi, apakah manfaat asuransi dan bagaimana membelinya.

Dalam prinsip Marketing Mix (Product, Price, Placement, and Promotion) dan bila dikaitkan dengan Industri asuransi, Price dan Promotionlah yang memegang peranan atas keberhasilan suatu perusahaan asuransi dalam menjual produknya. Oleh karena itu harga harus kompetitif, tetapi tanpa mengurangi komposisi cadangan klaim, karena apabila perusahaan asuransi sampai menjual produknya di bawah harga yang seharusnya (praktek banting-bantingan premi hanya untuk memenangkan kompetisi tanpa melihat kesebandingan antara risiko yang akan dijamin oleh perusahaan asuransi, dengan premi yang akan diterima perusahaan asuransi untuk dikelola) maka dapat dipastikan bahwa perusahaan asuransi yang haus akan premi dengan melupakan prinsip manajemen risiko tersebut hanya tinggal menunggu waktu saja, kapan perusahaan tersebut akan finish / merugi dan kemudian gulung tikar.
Di samping harga jual produk asuransi yang harus kompetitif, Promotion / promosi juga bagian yang tidak dapat dipisahkan dari strategi untuk memenangkan pasar. Tenaga penjual harus dapat “menjual dirinya” atau harus bisa meyakinkan calon nasabah untuk membeili produk yang ditawarkan, dan harus mempunyai pemahaman menyeluruh tentang keseluruhan produk yang dijualnya, baik dari sisi keragaman produk, perbedaan produknya satu sama lain, perbedaan produknya dibanding produk sejenis perusahaan lain/pesaing, apa gunanya memiliki produknya, apa saja yang dicover/dijamin Polis asuransi, bagaimana cara melakukan klaim, bagaimana proses melakukan klaim sampai dengan penerimaan uang klaim, apa syarat dan ketentuan produknya, dan lain sebagainya. Perencaan perlu dilakukan untuk menentukan target market / calon nasabah yang diharapkan mau membeli. Bagaimana karakteristik dari si calon nasabah, baik mengetahui apa yang ia suka sampai mengetahui apa yang ia tidak suka, kebiasaan, dan lain-lain.

Apabila saya kaitkan dengan bisnis asuransi syariah, Promosi atas bisnis ini sangatlah perlu untuk belajar dan terus belajar. Pasalnya apa yang dimaksud dengan asuransi konvensional saja banyak masyarakat Indonesia yang masih masih buta / belum mengerti dengan jelas, apalagi apabila berbicara tentang asuransi syariah. Karena itu, masih banyak yang harus tenaga penjual asuransi syariah perlu pelajari dengan lebih rinci dan komprehensif, baik dari sisi pengertian asuransi syariah, apa perbedaannya dengan asuransi konvensional / umum, bagaimana proses pembelian Polis asuransinya, sampai dengan proses klaim asuransi syariah.

Rabu, 09 Januari 2013

CURRICULUM VITAE

Personal Data

Full Name (including titles) :
IGNATIUS KAMARUZAMAN, S.E.As., AAI-K, ICPU, ICLi.U

Nick Name : Kamaru / Kem
Address : Apartemen Sentra Timur. Cakung. Jakarta Timur
Phone Number : 0856.7999.519
E-mail : kamaruzaman@mail.aswata.co.id
             ikamaruzaman85@gmail.com
Blog : kamaruzaman85.blogspot.com
Place and Date of Birth : Bekasi, 01 October 1985
Sex : Male
Marital Status : Married
Religion : Catholic


Educational Background


PERIOD
INSTITUSION
2004—2008
Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti ( S.T.M.A Trisakti / Insurance Business School / AKASTRI ), Jakarta
Lastest IPK : 3.81 (Scale of 4.00)
2000—2003
SMU Budhaya II St. Agustinus, Jakarta
1997—2000
SMP St. Bonaventura I, Jakarta
1991—1997
SD St. Maria Immaculata, Jakarta
1988—1991
TK St. Monica, Bekasi

Certificate of S.T.M.A. Trisakti for be “ ASSISTANT LECTURER ” in subjects to :
1.    Accounting Introduction / Principles ; and
2.    Management Accounting –Including Cost Accounting
 

Certificate of General Insurance Specialist from AAMAI
CODE
SUBJECT
EXAMINATION DATE
RESULT
TITLE
901
Property Underwriter
September 2011
LULUS
ICPU
(Indonesian Certified Property Underwriter)
905
Liability Underwriter
2012

ICLi.U
Indonesian Certified Liability Underwriter



Certificate from AAMAI for title of AAIK (Ahli Asuransi Indonesia Kerugian)

CODE
SUBJECT
EXAMINATION DATE
RESULT
602
Manajemen Underwriting
September 2008
LULUS
501
Asuransi Tanggung Gugat
March, 2009
LULUS
601
Manajemen Risiko
March, 2009
LULUS MEMUASKAN
401
Prinsip-prinsip & Praktek Manajemen dalam Asuransi
September, 2009
LULUS
503
Prinsip & Praktek Reasuransi
September, 2010
LULUS

Certificate from AAMAI for title of AAAIK (Ajun Ahli Asuransi Indonesia Kerugian)*)


CODE
SUBJECT
EXAMINATION DATE
RESULT
101
Praktek Asuransi
September, 2006
LULUS MEMUSKAN
102
Hukum dan Asuransi
September, 2006
LULUS
103
Praktek Bisnis
March, 2007
LULUS
202
Pengantar Asuransi Personal
March, 2007
LULUS
303
Asuransi Personal
September, 2007
LULUS
304
Asuransi Kendaraan Bermotor
September, 2007
LULUS MEMUASKAN
*) No failed or repeated examination for any subjects, all successfull.